UTS Lepas 198 Wisudawan

0
65
Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

SUMBAWA- Di usianya yang ke-8, Universitas Tekhnologi Sumbawa (UTS) menggelar wisuda ke-6. Sebanyak 198 wisudawan diwisuda Sabtu (13/2). Wisudawan ini berasal dari enam Fakultas sebanyak 183 orang dan dari Program Pasca Sarjana Inovasi sebanyak 15 orang.
Wisuda kali ini agak berbeda karena dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Karena dilaksanakan dalam masa pandemi Covid-19, prosesi dilaksanakan sebanyak dua sesi.

Sesi pertama digelar pada pukul 08.00 WITA sebanyak 100 orang. Sementara sesi kedua pada pukul 10.00 WITA diikuti 98 orang. Selain itu, prosesi yang dilaksanakan di Gedung Ruang Publik Kreatif (RPK) ini tidak didampingi oleh orang tua atau keluarga wisudawan. Orang tua dan keluarga hanya bisa menyaksikan dari televisi yang dipasang dari depan rektorat.

Wisuda ini dihadiri sejumlah tamu undangan, Wakil Bupati Sumbawa H.Mahmud Abdullah dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Dea Mas Dr.Zulkieflimansyah.

Rektor UTS Dr.Chairul Hudaya dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada para wisudawan/wisudawati. Menurutnya para wisudawan telah berhasil menyelesaikan suatu proses pendidikan formal lengkap dengan segala bentuk evaluasi di dalamnya.

Rektor juga berterimakasih juga kepada orang tua atau wali wisudawan/wisudawati yang telah mempercayakan pendidikan putra-putrinya di UTS.

Menurutnya, selain wisudawan yang akan melanjutkan ke strata S-2, para wisudawan tidak lagi menyandang status mahasiswa. Seiring dengan perubahan status ini, berubah pula tanggung jawab yang Rekan-rekan pikul.
Ketika menjadi mahasiswa, Rekan-rekan memikul tanggung jawab akademik yang dominan. Mulai hari ini, tanggung jawab sosial yang dipikul akan semakin berat. Dengan predikat sarjana yang melekat pada diri Rekan-rekan, tentu ada tanggung jawab sosial yang dipikul. Secara sederhana, suatu tanggung jawab sosial merupakan sebuah komitmen untuk merespons permasalahan social.

Seorang sarjana/magister memiliki tanggung jawab sosial yang lebih besar dikarenakan pengetahuan yang dimilikinya. Jika ilmu pengetahuan yang telah dikuasai tidak dimanfaatkan ke dalam tindakan sosial, maka nilai dari ipteks tersebut menjadi luntur.

“Ipteks adalah kekuatan intelektual manusia, kekuatan luhur yang diraih oleh manusia. Kekuatan ini akan menjadi bernilai tinggi bila digunakan untuk kepentingan kemanusiaan dan kemaslahatan masyarakat,” kata Rektor.

Sementara itu, Ketua Yayasan Dea Mas Dr.Zulieflimansyah berharap kepada wisudawan untuk pandai bersyukur dan berterimakasih kepada orang tua. Khusus kepada wisudawan pasca sarjana, Dr.Zul yang juga Gubernur NTB mengatakan Magister Inovasi adalah magister langka di Indonesia.

Kehidupan di masa depan membutuhkan inovasi-inovasi. Untuk itu peran sarjana sangat dibutuhkan di masa mendatang.Namun jangan sampai semakin banyak lulusan Magisternya, tetapi semakin tidak berkualitas. Untuk itu, Dr.Zul menitip pesan agar penyandang gelar Magister Inovasi untuk terus mengembangkan inovasinya. (jar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here