SUMBAWA- Kehadiran SMK BorSya Telekomunikasi (BsTel) di Kabupaten Sumbawa menjadi jawaban atas kekurangan tenaga kerja pada sektor telekomunikasi di wilayah timur. Juga Indonesia secara umum.
Satu-satunya sekolah berbasis telekomunikasi di NTB ini siap mensupport kekurangan tenaga tersebut. Survei dari Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (APNATEL), kebutuhan tenaga kerja untuk sektor telekomunikasi setiap tahunnya, tidak kurang dari 500 orang.
Ini disampaikan Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi Indonesia Boris Syaifullah dalam Seminar Nasional bertajuk Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi di Wilayah Timur, kemarin di Lantai III Kantor Bupati Sumbawa.
“Ada berapa tawaran dari kami, ini adalah salah satu program dari Apnatel pusat untuk kita menjawab kekurangan tenaga infrastruktur telekomunikasi bukan saja Indonesia timur juga di Indonesia,” katanya.
Menurutnya, selama ini banyak sekolah atau universitas telekomunikasi melahirkan orang-orang yang hanya siap bekerja di ruangan.
“Yang saya lihat selama ini ada banyak unversitas telekomunikasi yang mereka lahirkan bukan orang siap kerja, tapi orang yang menyiapkan kerja. Karena mereka otaknya luar biasa, jadi ilmuan, doktor, profesor. Doktor tidak bisa kerja, mereka bisa kerja di ruangan. Yang yang kita ingin lahirkan di sini, selain otak profesor juga orang yang memiliki skill (di lapangan-Red). dan dibutuhkan saat ini,” ungkapnya.
Sebagai gambaran katanya, dari survei di Apnatel kekurangan tenaga kerja di sektor telekomunikasi setiap tahun sekitar 500 orang. Kondisi ini yang ingin dijawab SMK BorSya Telekomunikasi (BsTel) dengan menyiapkan SDM.
“Dan kita lihat di bapak-bapak di Telkom Akses berjibaku dengan dengan SDM yang ada. Jadi mereka harus menyiapkan pembelajaran, dan pelatihan. Seharusnya bukan begitu. Kalau kita dari SMK ini sudah menyiapkan untuk mereka. Mereka tinggal mencari profit tidak berpikir yang lain-lain seperti saat ini. Jadi biar mereka berpikir profit,” ujarnya.
Artinya dipertegas Boris, Biarlah mereka menyelesaikan tempat- tempat blank spot. Untuk karyawan dan tenaga kerja biar SMK BorSya Telekomunikasi yang support. Itu yang menjadi tujuan dari BsTel. Artinya BsTel menyiapkan orang-orang yang tidak hanya bisa menjadi pekerja tetapi orang-orang yang bisa menciptakan kerja (Entrepreneur) di dunia telekomunikasi.
“Bayangkan, saya kasih contoh gini, ada enam mitra telekom akses menjalankan projek di NTB. tapi tidak ada satupun yang asli NTB. Itupun perusahaan luar, mereka datang masuk ke NTB, Yang datang Cuma direktur manajer. Yang mereka pekerjakan orang dari luar, bukan NTB. Artinya kita tidak punya SDM. Itu yang ingin kita jawab dengan SMK ini. Apa yang ada di BCC, ibaratnya hatinya kita bawa ke SMK. karena belum ada sekolah yang di bidang yang apa kita kerjakan sekarang. Sekolah Telkom biasanya hanya bicara Viber optik secara global,” terangnya.
Sedangkan untuk penerimaan siswa baru dimulai tahun depan. Untuk sementara kuota yang diterima untuk gelombang pertama sekitar 66 orang. Namun kemungkinan juga akan bertambah.
Hadir juga dalam seminar tersebut sebagai pembicara Direktur Human Capital Management and Strategy PT. Telkom Akses Rubi Handojo. Ia siap mensupport keberadaan SMK BsTel ini Sumbawa.
Menurutnya, Kehadiran BorSya membangun SDM telekomunikasi ini adalah salah satu hal yang sangat bagus. Karena memang SDM yang diperlukan ini terus bertambah kebutuhannya. Tentu saja selama ini Telkom sudah punya 16 SMK telekomunikasi. Tetapi khusus di NTB, belum ada.
Pihaknya siap mengakomodir lulusan SMK BsTel ini.
“Kami menyambut baik. Sehingga nanti kebutuhan tenaga kerja yang terdidik dan punya skill yang bagus yang kita standarkan. Kita punya viber akademi, dari rekrutmen sampai pembinaan kompetensi, sampe eksit sistemnya. Semua fres garaduade itu yang kita terima kita masukan dalam viber akademi untuk standarisasi punya sertifikasi untuk memastikan pekerjaan itu dikerjaan oleh tenaga ahli. Inputnya harus orang bagus. Adanya SDM telekominikasi di sini,” katanya.
“Jadi sesuai dengan misi kita, jadi saya sampaikan terkait dengan mitra, BCC sebagai salah satu mitra kita penyedia material, termasuk nanti kita meningkatkan kerjasama,” tambahannya.
Untuk diketahui katanya, yang menjadi tantangan pemerataan Infrastruktur Telekomunikasi di Indonesia Timur termasuk di Sumbawa, yang jelas pertama adalah masalah geografis yang relatif luas terkait dengan logistik. Kedua kerjasama dengan mitra lokal untuk pengerjaan infrastruktur.
“Kami menyambut baik adanya SMK ini untuk memperkuat mitra mitra lokal kita supaya pembangunan dan kualitas yang sudah kami kembangkan. Karena kami di telkom akses itu dalam menggelar jaringan viber optik khususnya ini kita tidak melakukan sendiri. Kita bekerjasama dengan mitra baik itu untuk konstruksi maupun mitra untuk pemeliharaan jaringan. Di indonesia timur kita masih perlu untuk meningkatkan kerjasama dari sisi kuantitas maupun kualitas,” komitnya.
Hadir dalam seminar tersebut sebagai pembicara selain Direktur Human Capital Management and Strategy PT. Telkom Akses Rubi Handojo, juga hadir Direktur Construction PT. Telkom Akses Agus Subandrio, Kepala Diskominfotik Sumbawa Rachman Anshory dan Ketua Yayasan STKMI IKMI Cirebon Bambang Irawan.
Pemda Sumbawa juga siap mensupport atas kehadiran SMK tersebut. Sebagaimana disampaikan Pjs. Bupati Sumbawa dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Staf Ahli Bupati Bidang SDA dan Kemasyarakatan - Zainal Abidin bahwa tantangan pemerataan infrastruktur telekomunikasi ke depan bukan hanya persoalan akses terhadap internet dan platform digital lainnya, tetapi juga menyangkut efisiensi pembiayaan investasi pembangunan infrastruktur telekomunikasi, yang dalam hal ini membutuhkan peran pihak swasta sebagai partner untuk mewujudkan harapan tersebut.
Tantangan yang juga tidak kalah pentingnya adalah bagaimana menyiapkan SDM telekomunikasi yang siap pakai, terutama di era globalisasi saat ini. Sehingga ia mengapresiasi langkah maju yang dilakukan oleh Borsya Foundation, yang akan membangun SMK Telekomunikasi di Kabupaten Sumbawa. SMK ini diketahui merupakan yang pertama di wilayah Indonesia timur.
‘’Kami menilai, pembangunan SMK Telekomunikasi ini merupakan langkah yang tepat dan strategis dalam menyiapkan SDM-SDM handal di bidang telekomunikasi di masa yang akan datang,’’ tuturnya. (en)