SUMBAWA─ Limbah kayu sangat banyak dijumpai, bahkan dibiarkan menumpuk dan kurang dimanfaatkan. Padahal limbah kayu sebenarnya masih mempunyai beberapa nilai ekonomi tinggi jika dilakukan beberapa inovasi dan kreativitas.
Di tangan pemuda Desa Pelat, Kecamatan Unter Iwes, limbah kayu disulap menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi. Dijual dan menghasilkan uang. Limbah kayu tersebut mereka buat bermacam-macam merchandise.
Di bawah binaan camat Unter Iwes Evi Supianti dan Andy Rahmat sebagai pembimbing, para pemuda pelat yang tergabung dalam komunitas “nagaru” berhasil mengolah limbah kayu menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi
Ketua komunitas Nagaru, Supianto mengungkapkan komunitas “nagaru” ini mulai dirintis pada akhir 2007 anggota awal 20 orang dan saat ini telah mencapai 30 anggota lebih yang masih aktif.
Hasil produk kreativitas pemuda Desa Pelat ini sudah dikenal hingga nasional, bahkan luar negeri. Hal ini dibuktikan dengan pendapatan tahun lalu untuk satu pesanan dapat mencapai Rp 2 juta rupiah.
“Sudah banyak produk yang kami hasilkan sudah tersebar se- Indonesia. Dalam bentuk kapal vinisi dari bambu dan kayu dari batok kelapa sudah mulai tembus ke manca Negara melalui turis yang berkunjung di desa kami” untuk kepada Radar Sumbawa (24/07). Semua keuntungan yang didapatkan selama satu tahun akan dikembalikan kepada masyarakat desa untuk membangun desa dengan mengelola wisata dengan konsep budaya dan pertanian berupa home stay. Supianto berharap ke depannya dengan adanya komunitas Nagaru ini dapat mengangkat nama Desa Pelat ke tingkat nasional dengan berbasis masyarakat yang berinovasi dengan kearifan lokal.
Supianto juga tidak lupa berterimakasih atas dukungan dari camat Unter Iwes Evi Supiati dan Andy Rahmat yang telah mendukung dan membimbing komunitas nagaru hingga saat ini.(cr-sm)