SUMBAWA- Sejak pandemi Corona melanda dunia, banyak kegiatan terhenti. Termasuk dunia pendidikan. Mahasiswa yang kuliah di luar negri, dipulangkan dan belum bisa kembali.
Salah satunya adalah Nur Aziza Apriani, mahasiswi salah satu perguruan tinggi di China. Azi kuliah di Universitas Jiangsu Agry Animal Husbandary, jurusan Lendscape Arsitekture. Sejak Corona melanda, Azi, panggilannya belum bisa kembali ke China.
Tidak mau jenuh “menganggur” di Sumbawa, Azi kemudian melanjutkan bisnis yang pernah ditekuninya sejak masih di bangku SMK. Bermodalkan perusahaan bentuk CV milik Ayahnya, dia mulai mencoba berjualan beberapa produk. Mulai dari keripik pisang, kopi, hingga susu kuda liar.
Memang, sejak duduk di bangku kelas 2 SMK, Azi sudah mulai meneruskan usaha ayahnya yaitu CV. Aziza Jaya. CV yang berlokasi di Gg. Teratai, Kampung Bugis Kec.Sumbawa ini, kini telah beralih dari bisnis kontraktor ke produksi makanan dan minuman.
“Karena usaha kontraktor hanya dibutuhkan musiman, sedangkan makanan dan minuman setiap saat dicari,” jelas Azi.
Hingga saat ini Azi telah memproduksi 3 produk, yaitu susu kuda liar, kopi begadang (kopi hitam dengan rasa jahe), dan Nyet-Nyet Krips (Kripik pisang aneka rasa) yang pemasarannya hingga ke luar daerah seperti Mataram, Sulawesi, Banjarmasin, Nunukan, Bandung dan Jakarta Selatan. Bahkan susu kuda liar yang dijualnya pernah diekspor ke Malaysia.
Di setiap kemasan produknya, Azi selalu mencantumkan ikon Tana Samawa yakni Istana Dalam Loka. Seperti pada kemasan Kopi Begadang yang di produksinya. Azi sangat ingin sumber daya dari alam Sumbawa tidak hanya dikirim ke luar daerah dalam bentuk mentahan namun dapat langsung dikonsumsi dan dikenal oleh masyarakat luas.
Oleh karena itulah Azi membuat produk dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Sumbawa. Azi juga selalu berupaya menjaga kulitas produknya dengan cara menggunakan bahan-bahan yang asli dan berkualitas.
“Visi misinya, kenapa barang luar aja yang harus masuk ke Sumbawa, kenapa tidak barang Sumbawa yang dikirim ke luar,” katanya.
Azi merupakan sosok yang peduli sosial dan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan usaha yang ingin terus dikembangkannya untuk dapat memperkerjakan orang-orang di sekitar rumahnya yang kesulitan mendapatkan pekerjaan. Di setiap usaha tentunya ada hambatan dan rintangan. Namun dalam menghadapinya, wanita yang memasuki usia 19 tahun ini tidak pernah menyerah.
Azi mengaku terinspirasi dari Chairul Tanjung. “Intinya Aku niatkan usaha ku ini menolong orang,” ujarnya.
Azi mengingatkan agar jangan pernah menyerah pada keadaan. “Karena menyerah hanya akan membuat kita menjadi pecundang. Jangan menutup mata terhadap sekitar, karena banyak hal yang dapat kita manfaatkan dan olah menjadi uang,” pungkasnya. (cr-rg)